Tuesday, February 22, 2011

Berpetualang ke alam liar bersama New Terios

Hari pertama perjalanan dengan Daihatsu New Terios kami menuju curug Panjang di kawasan Megamendung. Ditempat ini terdapat air terjun alami yang bertingkat dengan pemandangan yang elok sepanjang perjalanan menuju curug ini.

Dalam perjalanan ke Cibodas kami sempatkan dulu untuk berhenti dan merasakan sejuknya hawa khas Puncak pass sambil ditemani jagung bakar manis.

Taman Cibodas adalah sebuah kebun raya dengan koleksi ribuan tanaman. Taman ini didirikan tahun 1852, awalnya bernama Bergtuin te Tjibodas.


Perjalanan hari kedua New Terios diarahkan menuju selatan. Berangkat dari pelabuhan ratu lalu belok kanan di pertigaan jembatan Bagbagan. Jembatan dengan struktur kabel terlihat sudah tidak terawat dan tidak dipakai lagi. Sebagai gantinya jembatan baru dibangun disebelah jembatan peninggalan Jepang itu.

Tidak jauh dari jembatan itu kami melewati kebun teh Nirmala, sebelum akhirnya tiba di curug Cikaso.


Curug Cikaso mempunyai 3 cabang air terjun yang indah. Menuju ke tempat ini kita harus menyewa perahu kecil seharga Rp80.000,- / perahu. Pemandangan sepanjang sungai juga tak kalah indahnya. Air sungainya berwarna hijau akibat dari refleksi pohon yang ada di sepanjang sungai.


Menjelang sore hari kami bertolak ke utara menuju tujuan akhir kami, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Jauhnya lokasi dan ramainya kondisi jalan, membuat kami agak terlambat tiba ditujuan.

Setelah bermalam di kantor pengelola TNGHS, esok paginya kami bertolak naik ke dalam hutan. Melewati jalan kampung dengan penduduknya yang ramah, membuat kami merasa aman meskipun berada jauh dari peradaban. Lama kelamaan kondisi jalan yang kami lewati makin menyempit dan berbatu, sampai akhirnya hanya sanggup dilewati oleh satu mobil saja. Agak kerepotan jika kebetulan bertemu dengan mobil dati arah berlawanan.


Kurang lebih 2 jam kami bekerja keras menaklukan medan tanjakan dan berbatu, akhirnya sampai juga di tujuan : Pos Cikaniki. Disini pengujung TNGHS harus melapor dan membayar tiket masuk sebesar Rp2.500,-


Ada beberapa petugas ranger yang sanggup menemani kita untuk berkeliling menikmati segarnya udara hutan hujan tropis TNGHS. Soalnya menurut data, dikawasan ini masih terdapat berbagai macam hewan buas seperti macan tutul, macan kumbang, rusa sampai elang jawa yang bebas berkeliaran.


Tidak jauh dari TNGHS, ada perkebunan teh yang cukup luas, konon kebun teh ini menghasilkan teh kualitas sangat baik dan dibeli oleh merk teh terkenal di negeri ini.


Menjelang tengah hari, kami turun menuju Sukabumi untuk lanjut pulang ke Jakarta karena mendung mulai meyelimuti TNGHS. Kami sengaja menghindari hujan di kawasan hutan karena takut licin dan longsor. Meskipun sempat kehujanan di dalam hutan, namun bersyukur kami tiba dengan selamat di Sukabumi dan selanjutnya bersabar menjalani kemacetan jalur Sukabumi - Ciawi yang kian parah saja.